Generasi Z, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gen Z, adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012.
Mereka adalah generasi yang tumbuh bersama teknologi, internet, dan media sosial.
Namun, di balik kemajuan teknologi yang mereka nikmati, terdapat fakta pahit yang harus kita hadapi bersama: 9,9 juta Gen Z di Indonesia tidak bekerja dan tidak sekolah.
Fakta Menyedihkan di Balik Angka
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa terdapat sekitar 9,9 juta penduduk generasi muda usia 15 – 24 tahun di Indonesia yang tidak bekerja dan tidak sedang sekolah (not in employment, education, and training/NEET) pada 2023.
Angka ini setara dengan 22,25 persen dari total penduduk usia muda di Indonesia.
Jika kita melihat lebih rinci, jumlah generasi muda yang juga tergolong “Gen Z” tidak bekerja, tidak sedang dalam pendidikan, dan tidak menjalani pelatihan mencapai 9.896.019 orang pada Agustus 2023.
Dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah generasi muda tergolong NEET perempuan mencapai 5,73 juta orang (26,54 persen generasi muda perempuan) dan jumlah NEET laki-laki mencapai 4,17 juta orang (18,21 persen).
Mengapa Ini Terjadi?
Terdapat berbagai alasan yang membuat anak muda masuk ke kelompok ini, seperti putus asa, disabilitas, kurangnya akses transportasi dan pendidikan, keterbatasan finansial, kewajiban rumah tangga, dan sebagainya.
Sebagai masyarakat, kita harus berusaha memahami dan membantu generasi muda ini untuk keluar dari labirin NEET. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan peluang kerja dan pendidikan yang lebih baik bagi generasi muda.
Kesimpulan
Fakta bahwa 9,9 juta Gen Z di Indonesia tidak bekerja dan tidak sekolah adalah sebuah ironi.
Di satu sisi, mereka adalah generasi yang paling akrab dengan teknologi dan memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi di masa depan.
Di sisi lain, mereka terjebak dalam labirin NEET, tanpa pekerjaan dan pendidikan.
Miris memang, namun kita tidak boleh berhenti di sini. Mari kita bergerak, berinovasi, dan berkolaborasi untuk menciptakan solusi bagi masalah ini.
Karena, di balik angka-angka tersebut, ada masa depan bangsa yang sedang menunggu untuk dibentuk.