Ulasan Buku The Psychology of Money: Mengelola Uang Itu Soal Perilaku, Bukan Matematika!

Tedi By Tedi
4 Min Read

Apa sih yang bikin orang kaya tetap kaya, sementara sebagian besar dari kita masih sibuk mikirin kapan tabungan bisa cukup buat liburan? “The Psychology of Money” karya Morgan Housel ngajarin kita satu hal penting: soal uang itu nggak cuma tentang angka, tapi soal perilaku. Yap, buku ini lebih fokus ke gimana cara kita berpikir dan ngambil keputusan soal uang daripada cuma ngitung berapa persen bunga investasi.

Morgan Housel, seorang penulis dan mantan jurnalis di bidang keuangan, mengemas buku ini dengan gaya storytelling yang bikin pembaca betah. Buku ini terdiri dari 20 bab pendek yang masing-masing berdiri sendiri, jadi lo bisa baca dari mana aja tanpa merasa harus ngikutin urutan. Gaya penulisannya santai, tapi penuh dengan insight yang bisa bikin lo mikir, “Oh, iya juga, ya!”

Inti Teori “The Psychology of Money”

Housel punya pandangan menarik soal uang. Dia bilang, sukses secara finansial itu nggak melulu soal kepintaran, tapi lebih ke gimana kita bersikap. Ada beberapa teori penting yang dia angkat:

  1. Kaya vs. Kaya Raya Banyak orang keliru mikir kalau punya uang berarti kaya. Tapi menurut Housel, kaya itu soal berapa banyak yang lo simpan, bukan berapa banyak yang lo hasilkan. Orang kaya raya itu biasanya lebih pinter nge-manage pengeluaran daripada pamer gaya hidup.
  2. Efek Waktu dan Kesabaran Salah satu cerita paling menarik di buku ini adalah tentang Warren Buffett. Dia bukan cuma investor yang jenius, tapi juga punya kekuatan super: kesabaran. Sebagian besar kekayaan Buffett datang dari efek compounding yang berjalan puluhan tahun. Pesannya? Mulai investasi sekarang, walaupun kecil.
  3. Keamanan Lebih Penting dari Keuntungan Maksimal Housel bilang, punya uang itu kayak punya perasaan aman. Nggak perlu ngejar keuntungan yang terlalu besar kalau bikin lo stres. Stabilitas keuangan lebih penting daripada jadi “the next big thing.”
  4. Konteks dan Perspektif Orang ngambil keputusan finansial berdasarkan pengalaman mereka sendiri. Jadi, nggak ada satu strategi yang cocok buat semua orang. Misalnya, orang yang pernah hidup di masa krisis ekonomi pasti lebih berhati-hati, sementara yang nggak pernah ngalamin cenderung lebih berani ambil risiko.

Relevansi dengan Kondisi Saat Ini

Kita hidup di era di mana FOMO (Fear of Missing Out) jadi musuh besar. Liat temen upload story liburan ke Eropa, langsung kepikiran, “Gue harus kerja lebih keras biar bisa kayak dia.” Media sosial bikin kita gampang banget ngebandingin diri dengan orang lain. Nah, buku ini relevan banget karena ngajarin kita untuk fokus sama tujuan finansial pribadi, bukan ngikutin standar orang lain.

Selain itu, banyak anak muda sekarang yang mulai tertarik sama dunia investasi, tapi nggak ngerti prinsip dasarnya. Buku ini cocok banget buat ngenalin mindset yang benar soal uang. Misalnya, daripada ngejar cuan besar dalam waktu singkat, lebih baik fokus ke investasi jangka panjang yang konsisten.

Apa yang Bisa Dipelajari Gen Z?

  1. Jangan Jadi Budak Gaya Hidup: Nggak semua yang keliatan mewah itu beneran kaya. Pelajaran pertama: hemat itu keren.
  2. Mulai Kecil Nggak Masalah: Investasi nggak harus dimulai dari angka besar. Mulai dari yang kecil aja, yang penting konsisten.
  3. Pahami Risiko: Jangan asal ikut-ikutan tren investasi. Pelajari dulu biar nggak terjebak FOMO.
  4. Uang = Kebebasan: Inti dari punya uang adalah buat ngerasain kebebasan, bukan buat pamer.

Penutup

“The Psychology of Money” adalah buku yang ngajarin kita bahwa mengelola uang itu lebih soal mindset daripada matematika. Buku ini nggak cuma relevan buat orang dewasa yang udah kerja, tapi juga buat Gen Z yang lagi mulai ngerancang masa depan. Dengan gaya bahasa yang santai dan penuh cerita, buku ini bikin kita sadar bahwa mengelola uang adalah skill hidup yang semua orang butuh pelajari. Jadi, kapan mau mulai baca?

Share This Article